Persiapan Benih
Benih (butiran gabah) yang digunakan dalam budidaya
padi sawah tanpa olah tanah (TOT) sama dengan yang digunakan dalam
budidaya padi sawah konvensional. Supaya produksi padi yang dihasilkan
nantinya berproduksi tinggi dengan rasa beras enak, gunakan benih
bersertifikat. Untuk memperoleh benih bersertifikat ini dapat dibeli
pada penyalur benih dan toko atau kios sarana produksi pertanian
(saprotan).
Sebagai tanda bahwa benih yang dijual poleh
penyalur benih, toko atau kios saprotan tersebut bersertifikat adalah :
(1) Kemasan berlabel; (2) Label berwarna biru; (3) Label bertuliskan
benih bersertifikat;dan (4) Label berisi : (a) Nomor seri albel; (b)
Nomor dan alamat proddusen; (c) keterangan mutu benih; dan (d) Tanggal
akhir berlakunya label. Dibanding dengan gabah yang digunakan untuk
konsumsi, harga benih bersertifikat relatif mahal. Hal ini karena untuk
memperoleh benih bersertifikat, prosesnya melalui perlakuan khusus dan
membutuhkan waktu aygn relatif lama, mulai dxari calon memilih benih
sampai benih siap dikemas/diberi label.
Sedang varietas yang digunakan disesuaikan dengan varietas yang
telah direkomendasikan untuk daerah yang bersangkutan. Untuk ini bisa
konsulktasi dengan Penyuluh Pertanian setempat atau pada Dinas
Pertanian setempat. Sebab, rekomendasi tersebut umumnya telah
memeprlihatkan sifat-sifat varietas dengan penyesuaian keadaan lapangan
seperti tipe lahan, keadaan hamd an penyakit, target produksi, pola
tanam, mutu dan ras nasi.
Kebutuhan benih untuk 1 (satu) ha lahan sawah
tergantung pada cara tanam yang akan dilakukan. Jika penanamannya
dilakukan dengan cara "tanam pindah", kebutuhan benih sekitar 30-40 kg
per hektar. Tetapi jika akan menggunakan tanam benih langsung (Tabela)
, kebutuhanb enih akan lebih banyak lagi, yakni antara 60-100 kg per
hektar.
Perlakuan Benih
Sebelum benih ditaburkan pada bedengan persemaian,
benih terlebih dahulu diberi perlakuan, yaitu : (1) Benih dijemur di
bawah sinar matahari sekitar 2-3 jam agar benih klebih mudah meneyrap
air yang pada akhirnya benih tersebut mudah tumbuh; (2) Benih direndam
dalam air bersih sehari semalam; dan (3) Benih yang sudah direndam,
dianginkan dan dihamparkan pada karung goni.
Karung goni yang digunakan untuk menghamparkanb
enih tersebut dibasahi dengan air sampai benar-benar basah. Karung goni
yang sudah dibuka dan ditaburi benih ini dilipat ujungnya sehingga
benih terbungkus. Simpan bungkusan karung goni di tempat yang teduh
untuk diperam.
Pemeraman dilakukan antara 36-48 jam. Untuk menjaga
agar karung goni tetap lembab, sewaktu-waktu dapat diperciki arir air
bersih. Setelah benih itu diperam selama 36-48 jam, benih sudah siap
ditabur pada bedeng persemaian.
Meski benih itu berasal dari benih bersertifikat, benih yang akan
disemaikan itu dipilih benih yang baik. Untuk memilih benih yang baik,
caranya benih direndam dalam larutan 20 g ZA/liter air atau larutan 20
g garam/liter air. Dapat juga digunakan abu dengan menggunakan
indikator telur, yagn semula berada dalam dasar air, setelah diberi
abu, telur mulai terangkat ke permukaan. Kemudian benih yang mengambang
atau mengapung dibuang,sedang benih yang tenggelam ini dipisahkan yang
nantinya akan disemaikan untuk bibit. Sebelum disebarkan di pembibitan
beniha tau dihamparkan pada karung goni, benih dibilas dengan air
bersih agar benih tidak mengandung alrutan pupuk atau garam .
Persiapan Lahan Persemaian
Untuk penanaman dengan cara "tanam pindah", benih
disemaikan terlebih dahulu. Waktu pesemaian dilakukan selama 21 hari
sebelum tanam. Untuk luas penanaman 1 (satu) hektar lahan, luas
pesemaian yang diperlukan kurang lebih 5 %-nya (1/20 X 10.000 m 2) =
500 m2.
Penyiapan lahan untuk pesemaian dilakukan dengan
cara dicangkul 1 (satu) kali, dibajak 1 (satu) kali dan digaru 1 (satu)
kali sampai lahan berlumpur. Lahan yang sudah berlumpur ini diratakan
dan dibuat bedengan dengan ukuran lebar lebih kurang 1,2 m, panjang
sekitar 5m-10 m dengan tinggi bedengan lebih kurang 20 cm. Sedang jarak
antar bedengan satu dengan bedengan laian lebih kurang 30 cm.
Apabila ada genangan air di bedengan, air yagn
masih ada di bedengan tersebut harus dibuang hingga permukaan bedengan
tidak tergenang air. Pekerjaan berikutnya, bedengan dipupuk dengan
pupuk Urea, SP 36, ZA dan KCl. Untuk setiap 10 m 2 luas pesemaian
diberi pupuk Urea sebanyak 250 g, SP 36 sejumlah 100 g, ZA 100 g dan
KCl 75 g. Yang dicampur dengan tanah secara merata.
Apabila tempat pesemaian inis udah siap, benih
ditaburkan pada bedengan. Jarak penaburan dari tepi bedengan lebih
kurang 10 cm dengan kerapatan penaburan 25 g benih per 10 m 2.
Agar pertumbuhan benih yagn ada pada pesemaian ini
bisa atumbuh baik tentunya harus dirawat. Perawatannya, air yang ada
pada bedengan diatur yang disesuaikan dengan pertumbuhan benih.
Caranya, 5 (lima) hari setelah penaburan benih, bedengan diairi dengan
ketinggian 5 cm yang dilakukan secara terus-menerus. Penggenangan air
ini dilakukan,s elain untuk mencukupi kecukupan air bagi benih juga
berfungsi untuk menahan benturan langsung dengan air hujan (jika
terjadi hujan) dan untuk menghindari pesemaian dari gangguan serangan
hama, terutama serangan burung atau yang lainnya.
Pada saat benih berumur 7-10 hari setelah
ditaburkan di atas bedengan, benih diberi insektisida (misalnya dengan
Furadan 3 G) dengan dosis 17 kg/ha. Selanjutnya, penggunaan air
disesuaikan dengan ketinggian bibit. Bibit padi ini sudahd apat
dipindahkan ke areal penanaman apabila umurnya lebih kurang 21 hari
sejak benih ditabur.
Benih yang sudah ditaburkan pada bedengan itu juga
harus dijaga dari serangan hama, diantaranya dari serangan tikus.
Sebab, binatang pengerat ini sangat menggemari benih apdi yagn baru
disebar. Oleh karena itu, pada saat pembibitan padi ini diusahakan agar
benih padi yang baru disebar itu aman dxari serangan tikus. Caranya,
buat pagar plastik mengelilingi tempat pembibitan untuk mencegah tikus
masuk ke dalam pesemaian.
Usaha pembuatan pagar plastik yang mengelilingi
tempat pembibitan tersebut akan lebih efektif apabila tempat pembibitan
masing-masing petani yang melakukan pembibitan berdekatan, atau bahkan
bersama dalam satu lokasi pembibitan. Untuk mencegah tikus sejak dini,
bisa memasang bubu perangkap pada pagar plasitik