Penggunaan Cara Tanam Legowo dalam PTT Padi Sawah
1. Varietas unggul baru, hibrida atau inbrida;
2. Benih bermutu dan berlabel;
3. Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah atau dalam bentuk kompos;
4. Pengaturan populasi secara optimum;
5. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah (dengan BWD);
6. Pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan pendekatan pengendalian hama terpadu (PHT).
Komponen pilihan, terdiri dari:
1. Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam;
2. Penggunaan bibit muda (<21 hari) bila kondisi lahan tidak banyak ditemui hama keong mas;
3. Tanam bibit 1-3 batang per rumpun;
4. Pengairan secara efektif dan efisien (pegairan berselang atau intermittent);
5. Penyiangan dengan landak atau gasrok;
6. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontokkan.
Pengaturan Populasi Tanaman
Salah satu komponen dasar dalam PTT yang dapat menjadi penentu dalam meningkatkan hasil panen adalah pengaturan populasi tanaman. Pengaturan populasi antara lain melalui pengaturan jarak tanam dan jajar legowo. Sampai batas tertentu, semakin tinggi populasi tanaman maka semakin banyak jumlah malai per satuan luas sehingga berpeluang menaikkan hasil panen.
Tanam Jajar Legowo, Apa dan Bagaimana?
Tanam jajar legowo adalah pengosongan satu tanaman, sehingga dikenal legowo 2:1 apabila satu baris kosong diselingi oleh dua baris tanaman padi atau 4:1 bila diselingi empat baris tanaman. Sebagian besar petani masih beranggapan bahwa tanam jajar legowo adalah suatu model pertanaman dengan pengosongan satu baris tanaman tetapi jarak antar tanaman ke dalam tidak dirapatkan.
Pengaturan pola tanam tersebut tidak akan bermakna karena jumlah populasi tanaman dalam lahan tersebut tidak meningkat. Tanam jajar legowo merupakan salah satu cara untuk meningkatkan populasi tanaman dan cukup efektif mengurangi serangan hama tikus, keong mas dan keracunan besi.
Keuntungan Sistem Legowo
1. Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberi hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir atau border effect),
2. Pengendalian hama, penyakit, dan gulma lebih mudah karena sistem ini menyediakan ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpul keong mas atau untuk mina padi,
3. Penggunaan pupuk lebih berdaya guna.
Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
0 komentar:
Posting Komentar