Cara Pembenihan Padi Organik yang Baik
Sumber Gambar: http://www.google.co.id |
Pembenihan merupakan salah satu tahap dalam budidaya padi karena
umumnya ditanam dengan menggunakan benih yang sudah disemaikan terlebih
dahulu di tempat lain. Pembenihan pada budi daya padi secara organik
pada dasarnya tidak berbeda dengan pembenihan pada budi daya padi
biasa.
Seleksi benih
Benih bermutu merupakan syarat untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal. Bila pemilihan benih tidak baik, hasilnya tidak akan baik walaupun perawatan seperti pemberian pupuk dan pemberantasan hama penyakit sudah dilakukan dengan benar. Semua usaha perawatan tidak akan membuahkan hasil yang memuaskan bila yang ditanam adalah benih jelek. Untuk itulah, seleksi benih harus dilakukan dengan cermat dan sebaik-baiknya.
Umumnya benih dikatakan bermutu bila jenisnya murni, bernas, kering, sehat, bebas dari penyakit, dan bebas dari campuran biji rerumputan yang tidak dikehendaki. Benih yang baik pun harus tinggi daya kecambahnya, paling tidak harus mencapai 90%. Benih dengan kriteria tersebut biasanya mampu menghasilkan tanaman yang sehat, kekar, kokoh, dan pertumbuhan seragam.
Kebutuhan benih
Salah satu kebutuhan yang umum dilakukan petani Indonesia, tetapi sudah dianggap biasa adalah penggunaan benih yang berlebihan. Petani biasanya menyediakan benih sampai sekitar 45 kg untuk setiap hektar tanah yang akan ditanaminya.
Perhitungan sederhana berikut membuktikan bahwa jumlah benih tersebut jauh di atas kebutuhan sebenarnya. Dengan asumsi jarak tanam rata-rata 25 cm x 25 cm maka setiap hektar sawah dapat memuat 160.000 rumpun bibit padi. Bila setiap rumpun terdiri dari rata-rata 4 bibit padi maka jumlah butir gabah yang diperlukan sebanyak 640.000. Berat gabah bernas sebanyak itu hanyalah sekitar 20-25 kg saja. Dengan asumsi daya tumbuh 90% maka jumlah benih yang dibutuhkan maksimal hanya 30 kg.
Berlebihnya penyediaan benih padi juga berpengaruh terhadap mutu bibit padi yang dihasilkan. Oleh karena terlalu banyak maka saat ditebar di atas persemaian, benih-benih tersebut akan tersebar sangat berdekatan atau bahkan berimpitan satu dengan lainnya. Akibatnya, bibit akan tumbuh saling berjejal sehingga sinar matahari tidak dapat menembus ke sela-selanya. Kondisi ini dapat menjadikan bibit tumbuh memanjang dan lemah sehingga saat dipindahkan ke lahan akan ada banyak yang mati.
Untuk memperoleh bibit yang sehat dan kokoh, jumlah ideal benih yang disebarkan sekitar 50-60 g/m2. Dengan jumlah tersebut benih akan tersebar dalam jarak yang cukup untuk memberikan keleluasaan bagi bibit tumbuh sehat dan kokoh. Dalam perhitungan lebih lanjut, perbandingan luas tanah untuk pembenihan dengan lahan tanam adalah 3 : 100. Artinya, bila sawah seluas 1 hektar maka bagian sawah sebagai tempat pembenihan cukup sekitar 35 m .
Penyiapan tempat pembenihan
Menyiapkan tempat pembenihan pada prinsipnya sama dengan menyiapkan lahan penanaman. Bagian sawah yang akan digunakan untuk pembenihan dicangkul merata sedalam kira-kira 30 cm. Selanjutnya tanah dihaluskan dengan cara pencangkulan ulang menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan selanjutnya diinjak-injak sampailumer. Bersamaan dengan penghalusan ini, lahan sawah dapat ditambahkan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 40 kg setiap 35 m2 dengan cara ditebar merata. Selanjutnya pupuk kandang tersebut diinjak-injak sehingga menyatu dengan tanah. Bila tanah tidak cukup subur (dapat dilihat dari tingkat kesuburan tanaman sebelumnya), jumlah pupuk kandang yang diberikan dapat ditingkatkan menjadi 100 kg per 35 m2. Cara pemberiannya sama dengan pada tanah subur.
Pada keempat sisi dan tengah tempat pembibitan, harus dibuatkan parit sebagai tempat untuk mengeluarkan kelebihan air. Parit sangat dibutuhkan karena air yang menggenang cukup tinggi di persemaian akan berakibat turunnya mutu bibit yang dihasilkan. Salah satu akibatnya adalah pertumbuhan perakaran bibit tidak sempurna karena suhu di dalam tanah terlalu rendah. Penyiapan tempat untuk pembibitan ini dilakukan kira-kira seminggu sebelum benih disebarkan.
Mengecambahkan benih
Benih yang sudah terseleksi selanjutnya dikecambahkan dahulu sebelum disebar di persemaian. Caranya, benih direndam dalam air bersih selama sekitar dua hari sehingga menyerap air. Air pada benih ini akan digunakan dalam proses perkecambahannya. Bersamaan dengan perendaman benih, dapat sekaligus dilakukan pemilahan. Benih yang hampa akan mengapung di permukaan air, sedangkan benih bernas akan tenggelam. Hanya benih bernas saja yang dipilih untuk dikecambahkan. Sementara benih yang mengapung tidak dipilih.
Setelah direndam selama dua hari, benih diangkat dan diperam sekitar dua hari agar berkecambah. Pemeraman dilakukan dengan cara dihamparkan di atas lantai dan kemudian ditutup karung goni Selain cara ini, pemeraman dapat dilakukan dengan cara benih dimasukkan dalam karung plastik dan ditutup rapat. Benih yang baik biasanya sudah mulai berkecambah hanya dalam waktu sehari.
Menyebarkan benih
Benih yang sudah berkecambah disebarkan secara hati-hati ke permukaan tanah persemaian. Usahakan benih tersebar merata dan tidak tumpang tindih. Benih tidak perlu harus terbenam ke dalam tanah. Biasanya benih yang terbenam justru dapat terinfeksi patogen penyebab busuk kecambah.
(Sumber : Budidaya Padi Secara Organik/ Drs. Agus Andoko)
0 komentar:
Posting Komentar