slide

Jumat, 14 September 2012

PEMBIBITAN/PERSEMAIAN PADI DENGAN CARA TANPA OLAH TANAH


PEMBIBITAN/PERSEMAIAN PADI DENGAN CARA TANPA OLAH TANAH

Persiapan Benih
 
Benih (butiran gabah) yang digunakan dalam budidaya padi sawah tanpa olah tanah (TOT) sama dengan yang digunakan dalam budidaya padi sawah konvensional. Supaya produksi padi yang dihasilkan nantinya berproduksi tinggi dengan rasa beras enak, gunakan benih bersertifikat. Untuk memperoleh benih bersertifikat ini dapat dibeli pada penyalur benih dan toko atau kios sarana produksi pertanian (saprotan).
 
Sebagai tanda bahwa benih yang dijual poleh penyalur benih, toko atau kios saprotan tersebut bersertifikat adalah : (1) Kemasan berlabel; (2) Label berwarna biru; (3) Label bertuliskan benih bersertifikat;dan (4) Label berisi : (a) Nomor seri albel; (b) Nomor dan alamat proddusen; (c) keterangan mutu benih; dan (d) Tanggal akhir berlakunya label. Dibanding dengan gabah yang digunakan untuk konsumsi, harga benih bersertifikat relatif mahal. Hal ini karena untuk memperoleh benih bersertifikat, prosesnya melalui perlakuan khusus dan membutuhkan waktu aygn relatif lama, mulai dxari calon memilih benih sampai benih siap dikemas/diberi label.
Sedang varietas yang digunakan disesuaikan dengan varietas yang telah direkomendasikan untuk daerah yang bersangkutan. Untuk ini bisa konsulktasi dengan Penyuluh Pertanian setempat atau pada Dinas Pertanian setempat. Sebab, rekomendasi tersebut umumnya telah memeprlihatkan sifat-sifat varietas dengan penyesuaian keadaan lapangan seperti tipe lahan, keadaan hamd an penyakit, target produksi, pola tanam, mutu dan ras nasi.
 
Kebutuhan benih untuk 1 (satu) ha lahan sawah tergantung pada cara tanam yang akan dilakukan. Jika penanamannya dilakukan dengan cara "tanam pindah", kebutuhan benih sekitar 30-40 kg per hektar. Tetapi jika akan menggunakan tanam benih langsung (Tabela) , kebutuhanb enih akan lebih banyak lagi, yakni antara 60-100 kg per hektar.
 
Perlakuan Benih
Sebelum benih ditaburkan pada bedengan persemaian, benih terlebih dahulu diberi perlakuan, yaitu : (1) Benih dijemur di bawah sinar matahari sekitar 2-3 jam agar benih klebih mudah meneyrap air yang pada akhirnya benih tersebut mudah tumbuh; (2) Benih direndam dalam air bersih sehari semalam; dan (3) Benih yang sudah direndam, dianginkan dan dihamparkan pada karung goni.
 
Karung goni yang digunakan untuk menghamparkanb enih tersebut dibasahi dengan air sampai benar-benar basah. Karung goni yang sudah dibuka dan ditaburi benih ini dilipat ujungnya sehingga benih terbungkus. Simpan bungkusan karung goni di tempat yang teduh untuk diperam.
 
Pemeraman dilakukan antara 36-48 jam. Untuk menjaga agar karung goni tetap lembab, sewaktu-waktu dapat diperciki arir air bersih. Setelah benih itu diperam selama 36-48 jam, benih sudah siap ditabur pada bedeng persemaian.

Meski benih itu berasal dari benih bersertifikat, benih yang akan disemaikan itu dipilih benih yang baik. Untuk memilih benih yang baik, caranya benih direndam dalam larutan 20 g ZA/liter air atau larutan 20 g garam/liter air. Dapat juga digunakan abu dengan menggunakan indikator telur, yagn semula berada dalam dasar air, setelah diberi abu, telur mulai terangkat ke permukaan. Kemudian benih yang mengambang atau mengapung dibuang,sedang benih yang tenggelam ini dipisahkan yang nantinya akan disemaikan untuk bibit. Sebelum disebarkan di pembibitan beniha tau dihamparkan pada karung goni, benih dibilas dengan air bersih agar benih tidak mengandung alrutan pupuk atau garam .
 
Persiapan Lahan Persemaian
Untuk penanaman dengan cara "tanam pindah", benih disemaikan terlebih dahulu. Waktu pesemaian dilakukan selama 21 hari sebelum tanam. Untuk luas penanaman 1 (satu) hektar lahan, luas pesemaian yang diperlukan kurang lebih 5 %-nya (1/20 X 10.000 m 2) = 500 m2.
Penyiapan lahan untuk pesemaian dilakukan dengan cara dicangkul 1 (satu) kali, dibajak 1 (satu) kali dan digaru 1 (satu) kali sampai lahan berlumpur. Lahan yang sudah berlumpur ini diratakan dan dibuat bedengan dengan ukuran lebar lebih kurang 1,2 m, panjang sekitar 5m-10 m dengan tinggi bedengan lebih kurang 20 cm. Sedang jarak antar bedengan satu dengan bedengan laian lebih kurang 30 cm.
 
Apabila ada genangan air di bedengan, air yagn masih ada di bedengan tersebut harus dibuang hingga permukaan bedengan tidak tergenang air. Pekerjaan berikutnya, bedengan dipupuk dengan pupuk Urea, SP 36, ZA dan KCl. Untuk setiap 10 m 2 luas pesemaian diberi pupuk Urea sebanyak 250 g, SP 36 sejumlah 100 g, ZA 100 g dan KCl 75 g. Yang dicampur dengan tanah secara merata.
Apabila tempat pesemaian inis udah siap, benih ditaburkan pada bedengan. Jarak penaburan dari tepi bedengan lebih kurang 10 cm dengan kerapatan penaburan 25 g benih per 10 m 2.
 
Agar pertumbuhan benih yagn ada pada pesemaian ini bisa atumbuh baik tentunya harus dirawat. Perawatannya, air yang ada pada bedengan diatur yang disesuaikan dengan pertumbuhan benih. Caranya, 5 (lima) hari setelah penaburan benih, bedengan diairi dengan ketinggian 5 cm yang dilakukan secara terus-menerus. Penggenangan air ini dilakukan,s elain untuk mencukupi kecukupan air bagi benih juga berfungsi untuk menahan benturan langsung dengan air hujan (jika terjadi hujan) dan untuk menghindari pesemaian dari gangguan serangan hama, terutama serangan burung atau yang lainnya.
Pada saat benih berumur 7-10 hari setelah ditaburkan di atas bedengan, benih diberi insektisida (misalnya dengan Furadan 3 G) dengan dosis 17 kg/ha. Selanjutnya, penggunaan air disesuaikan dengan ketinggian bibit. Bibit padi ini sudahd apat dipindahkan ke areal penanaman apabila umurnya lebih kurang 21 hari sejak benih ditabur.
 
Benih yang sudah ditaburkan pada bedengan itu juga harus dijaga dari serangan hama, diantaranya dari serangan tikus. Sebab, binatang pengerat ini sangat menggemari benih apdi yagn baru disebar. Oleh karena itu, pada saat pembibitan padi ini diusahakan agar benih padi yang baru disebar itu aman dxari serangan tikus. Caranya, buat pagar plastik mengelilingi tempat pembibitan untuk mencegah tikus masuk ke dalam pesemaian.
Usaha pembuatan pagar plastik yang mengelilingi tempat pembibitan tersebut akan lebih efektif apabila tempat pembibitan masing-masing petani yang melakukan pembibitan berdekatan, atau bahkan bersama dalam satu lokasi pembibitan. Untuk mencegah tikus sejak dini, bisa memasang bubu perangkap pada pagar plasitik

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More