slide

Jumat, 14 September 2012

Pemilihan Varietas, Penyiapan Lahan dan Persiapan Bibit Padi Hibrida


Pemilihan Varietas, Penyiapan Lahan dan Persiapan Bibit Padi Hibrida

Pada dasarnya hasil gabah ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu faktor tanah, tanaman dan lingkungan (ikiim). Faktor yang disebut terakhir merupakan faktor yang tidak dapat diubah oleh manusia seperti radiasi matahari, curah hujan, suhu udara, kelembaban nisbi, dan lain lain. Sementara itu faktor tanah dan tanaman dapat dimodifikasi agar sesuai dengan target usahatani. Faktor tanah dapat diupayakan agar cocok untuk tanaman padi dengan perlakuan penambahan bahan organik, irigasi berselang sehingga suplai oksigen untuk perkembangan perakaran menjadi lebih optimal, pemberian hara sesuai dengan kebutuhan tanaman, dan lain lain. Sementara itu faktor tanaman dimodifikasi melalui perakitan varietas berdaya hasil tinggi, respon terhadap pemupukan, daun tanaman tegak sehingga dapat menangkap sinar matahari lebih banyak, dan lain-lain.
Penyiapan lahan
Prinsip penyiapan lahan adalah menyediakan media untuk tumbuh tanaman sebaik mungkin. Untuk itu pengolahan tanah sebaiknya dilakukan dua kali agar diperoleh pelumpuran tanah yang sempurna. Adapun tahapan dalam pengolahan tanah antara lain :
Pengolahan tanah dengan bajak singkal (kedalaman 10-20 cm), sebelumnya tanah digenang air selama 1 minggu untuk melunakkan tanah. Galengan dibersihkan dengan cangkul dan dipopok, agar air pada petakan tidak hilang melalui rembesan.
Setelah tanah diolah, digenangi air dan dibiarkan selama 1 minggu
Tanah diolah kembali dengan bajak rotari sampai melumpur dan dilanjutkan dengan perataan tanah sampai siap tanam.
 
Persiapan pembibitan
Pada waktu pengolahan tanah pertama, dilakukan pengolahan tanah untuk pembibitan. Luas lahan untuk pembibitan sebesar 4 dari luas yang akan ditanami. Contoh bila luas yang akan ditanami sebesar satu hektar, maka luas tanah untuk pembibitan seluar 400 m2.
Benih, sehari sebelum ditebarkan direndam dalam larutan air garam 3 (30 g garam dapur/1 liter air). Cara sederhana untuk memperkirakan ketepatan jumlah pemberian garam, dilakukan dengan mengambil air bersih dalam ember, kemudian ditenggelamkan 1 buah telur mentah (ayam/bebek), ditambahkan garam ke dalam ember, diaduk-aduk sambil terus ditambahkan garam sampai telur mengapung di permukaan air. Telur kemudian diambil dan digantikan dengan benih untuk direndam selama 24 jam. Benih mengapung tidak digunakan sebagai benih dan dibuang sedang benih yang tenggelam dijadikan sebagai benih yang akan ditebar. Tujuan perendaman dalam air garam adalah untuk mengetahui kebernasan benih dan daya tumbuh benih. Kebutuhan benih apabila padi ditanam satu bibit/lubang tanam adalah 15 kg, sedangkan normalnya 25 kg apabila pertanaman satu hektar ditanam 3-4 bibit/ lubang tanam.
Benih setelah direndam dalam larutan garam ditiriskan dan didiamkan selama 24 jam sebelum ditebar ke tempat persemaian. Pesemaian sebaiknya ditebari dengan pupuk kandang 2 kg/m2 agar pada saat pencabutan kelak menjadi lebih mudah. Benih ditebar secara merata dan tidak saling menindih di tempat persemaian dengan bedengan ukuran panjang 10 - 20 m, lebar 1,0 - 1,2 m, tinggi bedengan 5 - 10 cm dari permukaan tanah. Antar bedengan dibuat selokan sedalam 25 - 30 cm. Pada saat 7 hari setelah tebar pesemaian dipupuk dengan Urea sebanyak 20-40 g/m2. Pada saat akan pindah tanam, bibit dicabut dengan hati-hati kemudian tanah yang menempel pada akar dibersihkan. (Sumber: Pedoman Pelaksanaan SLPTT Padi Hibrida, BBPT Padi) 

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More